Review Buku ERDOGAN Muadzin Istanbul Penakluk Sekulerisme Turki

ERDOGAN
Muadzin Istanbul Penakluk Sekulerisme Turki
Oleh Rijwan Munawan


Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Tuhannya, maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada pula yang menunggu-tunggu yang Tuhannya janjikan kepadanya ,dan mereka tidak mengubah janjinya.
Di antara mereka yang termasuk dalam kutipan firman itu adalah orang-orang yang hidup dan tumbuh berkembang di lingkungan yang baik sejak usia dini. Mereka juga memiliki keluarga yang mampu mencetak salah satu dari anak-anak mereka menjadi seorang pahlawan. Salah satu dari mereka adalah Recep Yayyeb Erdogan, perdana menteri multitalenta pemimpin negara Turki, negara yang sebelumnya penuh gejolak, kemudian menjadi negara yang memiliki stabilitas ekonomi yang kuat dan mampu bersanding dengan negara-negara Uni Eropa.
Para Sekuleris menjuluki Erdogan sebagai ‘’Islamis Reaksioner’’ dan memprovokasi politisi Turki bahwa pandangan Erdogan sangat berbahaya bagi sistem pemerintahan demokrasi sekuler. Bahkan sebagian negara-negara Islam, mencurigainya sebagai pendukung kebijakan Amerika dan penghapus beberapa dasar keislaman.  
Erdogan dilahirkan pada 26 Februari 1954 di sebuah desa kecil di Istanbul. Ayah Erdogan bernama Ahmed, seorang pria keturunan yang berasal dari Batumi Georgia. Ketika berumur 13 tahun, dia belajar di Sekolah Dasar (Ibtidaiyyah) bersama anak-anak kota Qashim Pasha dan lulus tahun 1965. Di sanalah Erdogan belajar tantangan dan kekuatan. Kemudian ia melanjutkan Sekolah Menengah Imam Hatib dan lulus tahun 1973. Setelah menempuh pendidikan yang berbeda-beda, Erdogan membantu orang tuanya mencari nafkah dengan berjualan jus lemon dan semangka di jalan-jalan kota Istanbul, dan ketika SMA, ia berjualan kue Semolina.
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Erdogan melanjutkan studinya ke Universitas Marmara Istanbul untuk belajar ekonomi dan bisnis. Saat kuliah, dia bekerja di pasar kota, dan juga ia sering bermain bola sebagai hobinya sejak kecil. Setelah menjabat sebagai perdana menteri tahun 2003, hal yang dilakukan pertama kali oleh Erdogan menjalin perdamaian, mengadakan rekonsiliasi dengan Armenia dan Azerbaijan, serta menjalin kerjasama dengan Irak, Syiria, dan Iran. Ia juga tidak melupakan suku bangsanya, yaitu Suku Kurdi. Ia memperbolehkan berbicara menggunakan bahasa Kurdi dalam forum resmi dan membuka stasiun televisi berbahasa Kurdi, serta masih banyak hal lain yang ia lakukan.
Pada tahun 2003, Erdogan melarang wilayahnya dijadikan pangkalan militer Amerika pada saat AS menyerang Irak. Juga kebijakan Erdogan melawan Israel, saat negeri Zionis itu melakukan agresi militer ke Lebanon tahun 2006 dan pengepungan Israel terhadap Gaza Palestina.
 Di Istanbul, Erdogan hidup di antara dua kekuatan yang bertentangan. Kekuatan masa lalu yang dibangun Turki Utsmani dalam beberapa abad berupa istana, masjid, dan kota-kota klasik, dengan kekuatan modern yang terlihat dari simbol-simbol baru yang diterapkan oleh Republik sekuler Turki. Dalam pemerintahan sekuler Turki berkembang jargon-jargon diantaranya ‘’ Perdamaian Dalam Negeri’’, Perdamaian Dunia’’, dan ‘’Tidak ada Kawan Bagi Turki kecuali Turki’’.
Sejak remaja, Erdogan bergabung pada Milli Salamet Partisi yang dipimpin oleh Necmettin Erbakan, bapak Partai Konservatif dan menjadi Perdana Menteri Turki pertama yang Islami. Erdogan bertemu dengan Erbakan pada saat masih duduk di bangku kuliah. Dia mulai mengenal organisasi dan belajar berpolitik bersama Partai Keselamatan Nasional. Erdogan selalu menghormati Erbakan sebagai guru, sehingga setelah dia keluar dari penjara tanggal 24 Juli 1999 dan menyatakan keluar dari Partai Refah tahun 2001 membuat partai baru yaitu Partai Keadilan dan Pembangunan(AKP).
Erdogan sangat dekat orang sekitarnya. Inilah salah stu rahasia mengapa rakyat mencintainya. Ada beberapa hal yang membuat ia dicintai oleh rakyatnya, diantaranya;
Ø  Erdogan memiliki watak yang antusias dan lembut, dan supel dalam bergaul merupakan unsur yang ada di dalam diri Erdogan.
Ø  Erdogan sangat menghormati orang yang lebih tua dan orang tertentu. Ia tidak ragu-ragu mencium tangan orang-orang mulia.
Ø  Erdoan orang pertama yang memberikan kepercayaan kepada orang difabel saat pemerintah mengabaikan mereka di berbagai bidang. Dan Erdogan adalah orang pertama yang mencalonkan orang difabel dalam pemilihan umum parlemen sepanjang sejarah Turki, dia adalah Lukman Ayo.
Ø  Erdogan seorang yang pemberani yang menolak konspirasi proyek yang terjadi di wali kota. Dia berani dalam mengeksekusi vila seorang pembesar mantan presiden, Thurgut Ozal yang tidak sesuai dengan undang-undang.
Ø  Erdogan menegakkan dasar-dasar hukum, keadilan dan persamaan. Ia mengambil sikap dengan menghukum keponakannya sendiri yang terlibat perdagangan narkoba di Istanbul pada bulan Februari 2010.
Karier Erdogan sebelum menjabat sebagai Perdana menteri adalah sebagai wali kota Istanbul. Saat menjabat wali kota, Erdogan sukses dalam menanamkan sosoknya sebagai penolong bagi orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Persoalan terbesar yang pernah menimpa Istanbul mampu terselesaikan oleh Erdogan, diantaranya persoalan air bersih yang dialirkan ke rumah-rumah, dimana jutaan penduduk kota tidak memperoleh selama bertahun-tahun lamanya. Sementara terkait dengan pelayanan sosial, Erdogan memberikan bantuan bahan makanan pokok, uang dan pakaian kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan pada bulan Ramadhan dan hari-hari besar Islam. Erdogan juga adalah orang pertama yang mendirikan tempat-tempat berbuka puasa untuk umum di Kota Istanbul.
Para tokoh-tokoh kuat sekuler di Turki terperanjat melihat apa yang telah diperoleh Erdogan. Simpati rakyat Istanbul yang begitu besar terhadap Erdogan, membuat mereka khawatir. Akhirnya mereka mencari-cari kesalahan Erdogan dengan tujuan untuk menjatuhkannya. Erdogan di tuduh melanggar undang-undang, dimana di tuduh sebagai pembangkang dengan melakukan pembangkitan diskriminasi etnis atau agama di Turki. Tuduhan itu karena disebabkan oleh kutipan bait-bait puisi penyair Ziya Gokalp yang disampaikan dengan penuh kegembiraan atas segala anugerah yang luar biasa. Bait syair itu dibaca dengan suara lantang di sela-sela Konferensi Umum Partai Refah di Kota Sard di tenggara Anatolia. Dalam bait tersebut mengatakan,
Masjid adalah barak kami
Kubah adalah penutup kepala kami
Menara adalah bayonet kami
Orang-orang beriman adalah tentara kami
Tentara yang menjaga agama kami
Akhirnya semua itu mengantarkan Erdogan ke pengadilan dan penjara. Semua pimpinan politikus mendukung bahwa tidak ada jalan lain bagi Erdogan kecuali penjara agar ia insyaf dari pendiriannya dan menerima ketentuan-ketentuan hukum secara terhormat dan mulia. Erdogan dijatuhi hukuman penjara selama 10 bulan. Keputusan ini berdasarkan pengadilan intelijen negara di Diyarbakir pada tahun 1998.
Pada hari penjatuhan vonis, massa mendatangi rumahnya untuk mengucapkan perpisahan dan menunaikan salat Jumat bersama di Masjid Muhammad Al-Fatih. Seusai salat, Erdogan menuju penjara dengan diiringi lima ratus mobil pendukungnya. Lalu Erdogan menyampaikan pidatonya yang terkenal, pidato yang dapat dijadikan teladan bagi kita semua. Ia mengatakan, ‘’Seorang mukmin kebahagiaannya akan tampak di wajahnya, dan kesedihannya ada di dalam hatinya.’’
Erdogan pun menyampaikan, ”Selamat tinggal wahai para pendukungku. Aku ucapkan selamat Hari Raya Idul Adha, kepada penduduk Istanbul, masyarakat Turki dan seluruh dunia Islam. Aku tidak pernah merasa keberatan, dan aku tidak akan dendam untuk menentang negaraku. Tiada perjuanganku kecuali demi kebahagiaan untuk umatku. Aku akan menghabiskan waktu beberapa bulan ini untuk mempelajari jalan-jalan yang dapat menghantarkan negeri ini pada era milenium ketiga, insya Allah itu adalah masa-masa yang indah. Aku akan bekerja dengan sungguh-sungguh di penjara. Sementara kalian yang berada di luar penjara, berbuatlah sesuai dengan kemampuan kalian agar kalian bisa menjadi arsitektur yang handal, dokter yang baik, dan ahli hukum yang profesional. Aku pergi untuk menunaikan kewajibanku. Dan pergilah kalian juga untuk menunaikan kewajiban kalian’’.
Empat bulan dipenjara menjadi kesempatan yang baik bagi Erdogan untuk mengevaluasi diri, dan bersama dengan sahabat seperjuangannya, Abdullah Gul, ia memikirkan cara baru untuk merealisasikan ide-ide reformasi mereka yang bertentangan dengan pemikiran pemimpin sekaligus guru mereka, yaitu Necmettin Erbakan. Perbedaan pendapat tampak jelas di antar kelompok orang-orang yang ingin mempertahankan kepemimpinan Erbakan dan kelompok reformis yang dipimpin oleh Erdogan dan Gul, dimana keduanya memiliki pemikiran bahwa Partai Refah berada dalam kesalahan fatal selama masih berseteru dengan negara dan menggunakan semboyan-semboyan keagamaan dalam masalah politik. Maka kudeta pun terjadi secara diam-diam, dan pemerintahan Erbakan dijatuhkan serta adanya larangan terhadap Partai Refah.
Beberapa bulan setelah keluar dari penjara, Mahkamah Konstitusi pada tanggal 8 Mei 1999, membubarkan Partai Fadilah yang didirikan sebagai pengganti Partai Refah. Akhirnya para dewan dari partai ini terbagi menjadi dua, dan salah satunya adalah kelompok pemuda pembaharu, seperti Erdogan dan Abdullah Gul, telah mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dibawah pimpinan Erdogan pada 14 Agustus 2001.
Erdogan mengajukan diri sebagai calon anggota dewan pada pemilu 2002, namun Kejaksaan Agung menolaknya dengan alasan Erdogan harus menyelesaikan masa tahanannya dan tidak boleh beraktivitas politik selama tiga tahun.
Partai Keadilan dan Pembangunan di bawah pimpinan Recep Tayyeb Erdogan telah mencapai kesuksesan gemilang dalam mengantarkan wakil-wakilnya di parlemen Turki dalam pemilu yang di gelar pada 22 Juli 2007, dimana partai ini memperoleh 61% kursi di parlemen. Suasana tegang saat pengumuman hasil pemilu, dimana terdapat Parta Republik Rakyat yang sekuler konservatif. Pada pemilihan presiden ini juga didasari pada semangat keadilan, setelah Abdullah Gul salah seorang tokoh utama Partai Keadilan dan Pembangunan yang dipimpin Erdogan, juga mantan menteri luar negeri pada era kepemimpinan Erdogan berhasil menduduki kursi presiden. Dalam pemilihan umum ini dapat terlihat bahwa rakyat Turki masih memiliki akar keislaman yang dalam.
Masalah jilbab yang dikenakan oleh istri mantan menteri luar negeri Turki, Abdullah Gul pernah menjadi sebab utama kegagalan Gul dalam pencalonan pertamanya sebagai calon presiden dari Partai Keadilan dan Pembangunan. Sikap partai-partai oposisi, militer dan Mahkamah Tinggi Konstitusi yang menghalanginya untuk mencapai istana negara, dan perasaan rakyat Turki yang menganggap sebuah kezaliman besar sedang menimpa Gul, semua ini memiliki pengaruh yang besar dalam kemenangan Partai Keadilan dan Pembangunan pada pemilu 2008.
Erdogan yang sebelumnya berada di pihak Necmettin Erbakan dalam dua partainya, saat ini tidak mengajukan Islam, akan tetapi mencoba menampilkan sosok muslim yang demokratis dan terbuka dalam bidang ekonomi dan politik, serta sebagai sosok  pelindung bagi rakyat.
Menghadapi perubahan ini dalam tataran wacana, orang-orang sekuler berada dalam kondisi tidak berdaya, sehingga tiada pilihan lain kecuali mengatakan bahwa ada perencanaan islamisasi secara tersembunyi dan agenda rahasia Partai AKP. Bahkan, sebagian di antara mereka menunjukkan kepura-puraan dan kepalsuan mendukung gerakan islamisasi.
Setelah Erdogan sukses membangun partainya, ia pun sukses menjadi Perdana Menteri. Masalah yang harus ia tangani salah satunya masalah Suku Kurdi yang selama ini menjadi momok yang sulit dipecahkan oleh pemerintah Turki. Inisiatif  Erdogan untuk solusi suku Kurdi ini adalah berpidato pada 23 Juli 2005 di daerah Bakr yang mayoritas penduduknya Suku Kurdi. Dalam pidatonya, Erdogan mengakui bahwa Turki telah melakukan kesalahan-kesalahan berkaitan dengan suku Kurdi. Sudah tiba saatnya untuk meluruskannya dalam bingkai konsep baru tentang identitas nasionalisme yang berujung pada hakikat yang menyatakan bahwa Turki merupakan bangsa yang memiliki bermacam-macam tradisi dan agama. Lalu pada Juli 2009, Erdogan menyatakan bahwa pemerintah yang dipimpinnya bekerja untuk mengambil langkah-langkah penyelesaian masalah Kurdi.
Dari hari ke hari Turki mengalami perubahan dan melepaskan baju Westernisasinya untuk kembali kepada prinsip-prinsipnya dan bangga dengan identitas-identitas, peradaban dan posisi sejarahnya di antara negara Timur Tengah, Asia Tengah, dan Eropa. Inilah wajah Turki baru di bawah pimpinan manajemen politik Recep Tayyib Erdogan seorag pemuda pemberani sesuai dengan namanya, ‘’Er’’ yang artinya orang yang kuat atau pemberani dan ‘’Dogan’’ yang artinya anak kecil atau pemuda.
Erdogan mampu meruntuhkan patung Attaturk tanpa satu tembakan pun atau melakukan penggulingan kekuasaan tanpa menyentuh lembaga militer sebagai penjaga mazhab sekuler yang disucikan. Meski demikian, reaksi militer Turki yang super power masih belum diketahui. Militer hanya memperingatkannya dengan beberapa pesan. Yang paling berbahaya terjadi pada bulan April 2007 ketika AKP berusaha memilih Gul sebagai presiden republik. Lembaga militer mengirim pesan dengan bahasa yang keras kepada Erdogan. Pesan itu mengatakan bahwa Erdogan telah menyimpang jauh dari orientasi-orientasi sekulerisme negara.
Melihat sejarah, kita dapat melihat betapa militer telah menjatuhkan empat pemerintah yang terpilih secara demokrasi sejak berdirinya negara Turki. Hubungan pemerintah Erdogan dengan militer mengalami ketegangan dalam dua terakhir. Hubungan ini menjadi bahan perbincangan setelah terungkapnya sebagian anggota pimpinan militer yang terlibat dalam organisasi rahasia Ergenekon, suatu organisasi yang berada di balik penculikan dan kekacauan-kekacauan di Turki. Terungkap data-data rencana militer yang tertulis tahun 2003 dimana isinya adalah persiapan upaya penculikan dan demonstrasi-demonstrasi yang bertujuan menjatuhkan pemerintahan Partai Keadilan.
Kudeta rakyat di Turki bukan karena proses dinamika politik dalam negeri, melainkan konspirasi yang digerakkan oleh militer yang terbiasa mengeluarkan berbagai instruksi dan rekomendasi, dimana militer yang melakukan kudeta menempatkan republik ini dalam kondisi yang sesuai dengan keinginannya, sehingga ia pun memperluaskannya seolah-olah negeri tersebut miliknya sendiri. Kebiasaan buruk ini terus diberlakukan sejak terhapuskannya imperium Utsmani dan terbentuknya Republik Turki hingga sekarang.
Ketika Partai AKP menduduki puncak kekuasaan, terbongkar berbagai permainan dan konspirasi terselubung yang dimainkan pihak  militer dalam menggulingkan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Dalam tataran praktisnya yang menjadi tugas pihak keamanan adalah memberangus berbagai pengacau keamanan yang sengaja dimunculkan di seluruh wilayah Turki. Tanggal 12 Juni 2007, pemerintah Turki mengambil kebijakan dan langkah besar yang memberikan dimensi baru. Pihak keamanan Turki menggerebek sebuah rumah sederhana. Sementara di beda tempat pihak keamanan menemukan 27 granat yang di dalamnya terdapat tanda tangan seorang mantan perwira tinggi yang sudah pensiun bernama Uqate Yildirim.
Jaringan Ergenekon ini didirikan pada bulan November 1999 yang dibentuk dengan semangat dan tim yang bau setelah tim kerja dari Barat yang pernah berkeliaran selama masa kudeta tanggal 28 Februari 1997 berhasil dimusnahkan. Dari segi struktur organisasi, jaringan Ergenekon tidak sinkron dengan beberapa organisasi dan jaringan yang ada pada saat terjadi kudeta tanggal 28 Februari 1997 lalu.
Tindakan provokasi terbesar yang berhasil diciptakan oleh jaringan Ergenekon adalah timbulnya berbagai gejolak sosial dan huru-hara di daerah Syamadanli di sebelah tenggara Turki 9 November 2005. Jaringan ini berhasil meledakkan sebuah kantor milik salah seorang pendukung Partai Pekerja Kurdistan yang dilancarkan oleh tiga petugas mereka dimana mereka masih berdinas dalam angkatan bersenjata Turki.
Pada tanggal 5 Februari 2006, seorang pendeta bernama Andrea Santoro di wilayah Trabzon dibunuh dengan sadis. Pada tanggal 5,10,dan 11 Mei 2006 kantor surat kabar Cumhuriyet Turki yang berbasis sekuler diserang dengan bom molotov sebanyak tiga kali. Peristiwa ini menjadi tuduhan kepada pihak Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Namun penyerangan terhadap surat kabar tersebut terbongkar ketika mereka melakukan serangan berdarah terhadap Pengadilan Tinggi tanggal 17 Mei 2006 yang menewaskan hakim pengadilan Musthafa Yujal Ozbiljin. Akan tetapi pengadilan di Ankara menyatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh aktifis pendukung kelompok Islam.
Masa jeda antara tahun 2003-2004 Turki mengalami beberapa skenario kudeta berbeda-beda seperti gerakan bernama Asy-Syaqra’ yang berarti ‘’ Warna Pirang’’ dan  Dhau’Al-Qamar, yang berarti ‘’Cahaya Rembulan’’. Selama masa ini, Amerika Serikat tidak senang dengan pemerintah Partai Keadilan dan Pembangunan karena peristiwa 1 Maret, yang mendorong jaringan Ergenekon untuk mempersiapkan beberapa skenario kudeta.
Dalam penangkapan beberapa orang yang diidentifikasi sebagai anggota Ergenekon, meliputi beberapa jenderal dalam Angkatan Bersenjata dan kepolisian. Di samping itu, pihak keamanan pun menggeledah jaringan televisi Afrasia, yaitu sebuah jaringan televisi swasta yang dimiliki oleh oposisi. Jumlah orang yang ditangkap berjumlah 100 orang dalam kerangka investigasi terhadap jaringan nasional Ergenekon yang merupakan Kemalist Ultra Nasionalist (Pendukung setia Musthafa Kemal). Jaringan ini melontarkan tuduhan terhadap kelompok Islam terutama kepada Partai AKP. Jaringan ini telah mengagendakan berbagai operasi kejahatan dengan meneriakkan kalimat Allahu Akbar, sebagai alibi untuk melontarkan tuduhan kepada kelompok Islam.
Tujuan utama jaringan tersebut adalah menempatkan nasionalisme Turki di atas segala dan tiada tempat di dalamnya bagi suku atau bangsa lain. Di samping melanggengkan ideologi Attaturk. Diantara beberapa kasus yang terjadi diantaranya adalah beberapa media massa dan informatika menuduh Erdogan telah berupaya menerapkan syariat Islam di Turki. Ini merupakan tujuan yang dikriminalkan oleh kelompok penganut Kemalisme sehingga melegalkan mereka melancarkan beberapa demonstrasi dengan alasan mempertahankan sekulerisme. Kemudian membunuh salah seorang pengacara bernama Musthafa Yugal Ozbeljin. Sang pembunuh memberikan keterangan bahwa ia melakukan pembunuhan tersebut karena sang hakim termasuk tokoh yang menentang penggunaan jilbab di perguruan tinggi. Ini mengidentifikasi untuk menyudutkan kalangan Islam seolah-olah ini dilakukan oleh kalangan Islam sendiri.
Dan yang jauh mengancam dan berbahaya beberapa anggota jaringan tersebut merupakan anggota organisasi Hizbullah Turki yang dituduh melakukan berbagai pembunuhan selama tahu 90-an lalu. Yang berarti bahwa pembentukan jaringan rahasia bersenjata yang tindakan-tindakannya dinisbatkan kepada gerakan Islam merupakan piranti yang dimanfaatkan kelompok ekstremis sekuler untuk menghancurkan gerakan Islam.
Gerakan Fetullah Gulen dan Pengaruhnya Terhadap Erdogan
Fetullah Gulen merupakan juru dakwah Turki dan sekaligus guru sejati Erdogan dan juga guru spiritual bagi Partai AKP. Muhammad Fetullah Gulen adalah pendiri dan pemimpin gerakan keagamaan Gulen. Ia membangun gerakan keagamaan berbasis politik dan sosial modern yang mampu berlomba dengan modernitas dengan beragama, nasionalisme, dan liberal dalam satu wadah. Gulen mendapatkan sambutan luar biasa dari Barat karena ia dianggap model yang selayaknya menjadi percontohan bagi yang lain karena pesan pemikirannya lebih terbuka terhadap dunia. Erbakan menganggap Amerika Serikat sebagai musuh bagi dunia Islam karena menjadi pendukung Zionis, maka Gulen menganggap bahwa Amerika Serikat dan Barat secara umum merupakan kekuatan internasional yang harus diajak bekerja sama.
Gerakan Muhammad Fetullah Gulen ini memiliki ratusan sekolah agama, 300 unit di Turki, dan 200 lainnya di beberapa dunia. Gerakan ini juga memiliki beberapa surat kabar, majalah, stasiun televisi khusus, perusahaan, bisnis, dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Ia pun yang mendirikan bank Asia Finance yaitu bank yang tidak bertujuan meraup keuntungan dan peminjam tidak perlu membayar bunga. Di Turki, Muhammad Fetullah Gulen dijatuhi hukuman beberapa kali dengan tuduhan menyusupkan agenda tersembunyi untuk mengislamkan masyarakat Turki, akan tetapi ia sering dibebaskan atas tuduhan itu.
Gulen meninggalkan Turki tahun 1999 secara langsung setelah penggulingan mantan Perdana Menteri Necmettin Erbakan tahun 1998 karena takut menjadi sasaran pihak militer. Faktor lain yang membuat ia meninggalkan Turki dan menetap di Amerika adalah sebuah video kasetnya yang terpublikasikan, dimana ia berbicara dihadapan para pendukungnya untuk melakukan perubahan secara bertahap terhadap karakter sistem pemerintahan Turki. Selama masa itu, tampak bahwa lembaga sekuler di Turki mulai merasa cemas dan semakin menjadi-jadi atas kehadiran Fetullah Gulen dengan lembaga-lembaga pendidikannya. Karena itu, lembaga pendidikan tinggi di Turki mengeluarkan keputusan yang intinya tidak mengakui ijazah-ijazah perguruan tinggi yang diberikan sekolah-sekolah sekolah yang dibangun oleh Gulen. Akan tetapi keputusan ini hanya berlaku sementara.
Senjata Erdogan Dalam Melawan Hegemoni Militer
Nampak jelas bahwa pukulan telak yang diterima militer Turki sejak Partai AKP menduduki puncak kekuasaan tahun 2002 dan berhasil membatasi pengaruh militer dalam panggung  politik nasional Turki hingga memaksa mereka menerima bendera perdamaian dari pemerintah dan bersikap ramah setelah mengalami beberapa pukulan telak, bukanlah suatu kebetulan belaka. Hal yang dilakukan Erdogan dalam melawan hegemoni militer diantaranya, pertama, Erdogan dengan jaringannya berhasil menciptakan hubungan baru dengan Barat secara umum, yang mendorong mereka menerima kehadirannya sebagai pengganti yang demokratis dari lembaga militer. Barat tentunya menarik dukungannya terhadap pihak militer dan menghentikan provokasinya untuk mempermainkan kartu kudeta. Kedua, menjalin kesepakatan dengan kepala lembaga militer untuk mengurangi campur tangan mereka dalam panggung politik di negara tersebut, sebagai respon terhadap kelompok Eropa sehingga berkenan mempelajari  permintaan Turki untuk bergabung dengannya. Ketiga, terjadi perkembangan penting dengan berhasil diyakinkannya lembaga militer. Komandan militer Turki Mehmet Ilker Basbug menegaskan pernyataan yang disampaikannya meskipun militer adalah penjaga sistem sekuler Kemal Attaturk, hal ini bukan karena kebenciannya terhadap Islam, melainkan penggunaan agama sebagai kendaraan politik. Keempat, partai AKP berhasil memanfaatkan piranti yang dilindungi konstitusi dan peraturan pemerintah terutama lembaga pengadilan dengan keterampilan manajemen dan kompetensi luar biasa tanpa melanggar konstitusi bagi hak konstitusional anggota jaringan Ergenekon. Erdogan berhasil mematahkan rencana kudeta militer, membatasi mereka yang berinteraksi dengannya melalui legalitas konstitusi tanpa menimbulkan goncangan dan gejolak. Dan saat ini, pemerintah yang dikembangkan Turki adalah sekuler demokratis modern, yang dikendalikan oleh partai berkeyakinan Islam, yang mampu memisahkan antara agama dengan politik tanpa harus membela dan mempertahankan yang satu dengan mengalahkan yang lain.



Previous
Next Post »