ERDOGAN
Muadzin Istanbul Penakluk Sekulerisme Turki
Oleh Rijwan Munawan
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa
yang telah mereka janjikan kepada Tuhannya, maka di antara mereka ada yang
gugur dan di antara mereka ada pula yang menunggu-tunggu yang Tuhannya janjikan
kepadanya ,dan mereka tidak mengubah janjinya.
Di antara mereka yang termasuk dalam kutipan firman itu adalah
orang-orang yang hidup dan tumbuh berkembang di lingkungan yang baik sejak usia
dini. Mereka juga memiliki keluarga yang mampu mencetak salah satu dari
anak-anak mereka menjadi seorang pahlawan. Salah satu dari mereka adalah Recep
Yayyeb Erdogan, perdana menteri multitalenta pemimpin negara Turki, negara yang
sebelumnya penuh gejolak, kemudian menjadi negara yang memiliki stabilitas
ekonomi yang kuat dan mampu bersanding dengan negara-negara Uni Eropa.
Para Sekuleris menjuluki Erdogan sebagai ‘’Islamis Reaksioner’’ dan
memprovokasi politisi Turki bahwa pandangan Erdogan sangat berbahaya bagi
sistem pemerintahan demokrasi sekuler. Bahkan sebagian negara-negara Islam,
mencurigainya sebagai pendukung kebijakan Amerika dan penghapus beberapa dasar
keislaman.
Erdogan dilahirkan pada 26 Februari 1954 di sebuah desa kecil di
Istanbul. Ayah Erdogan bernama Ahmed, seorang pria keturunan yang berasal dari
Batumi Georgia. Ketika berumur 13 tahun, dia belajar di Sekolah Dasar
(Ibtidaiyyah) bersama anak-anak kota Qashim Pasha dan lulus tahun 1965. Di
sanalah Erdogan belajar tantangan dan kekuatan. Kemudian ia melanjutkan Sekolah
Menengah Imam Hatib dan lulus tahun 1973. Setelah menempuh pendidikan yang
berbeda-beda, Erdogan membantu orang tuanya mencari nafkah dengan berjualan jus
lemon dan semangka di jalan-jalan kota Istanbul, dan ketika SMA, ia berjualan
kue Semolina.
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Erdogan melanjutkan studinya
ke Universitas Marmara Istanbul untuk belajar ekonomi dan bisnis. Saat kuliah,
dia bekerja di pasar kota, dan juga ia sering bermain bola sebagai hobinya
sejak kecil. Setelah menjabat sebagai perdana menteri tahun 2003, hal yang
dilakukan pertama kali oleh Erdogan menjalin perdamaian, mengadakan
rekonsiliasi dengan Armenia dan Azerbaijan, serta menjalin kerjasama dengan
Irak, Syiria, dan Iran. Ia juga tidak melupakan suku bangsanya, yaitu Suku
Kurdi. Ia memperbolehkan berbicara menggunakan bahasa Kurdi dalam forum resmi
dan membuka stasiun televisi berbahasa Kurdi, serta masih banyak hal lain yang
ia lakukan.
Pada tahun 2003, Erdogan melarang wilayahnya dijadikan pangkalan
militer Amerika pada saat AS menyerang Irak. Juga kebijakan Erdogan melawan
Israel, saat negeri Zionis itu melakukan agresi militer ke Lebanon tahun 2006
dan pengepungan Israel terhadap Gaza Palestina.
Di Istanbul, Erdogan hidup
di antara dua kekuatan yang bertentangan. Kekuatan masa lalu yang dibangun
Turki Utsmani dalam beberapa abad berupa istana, masjid, dan kota-kota klasik,
dengan kekuatan modern yang terlihat dari simbol-simbol baru yang diterapkan
oleh Republik sekuler Turki. Dalam pemerintahan sekuler Turki berkembang
jargon-jargon diantaranya ‘’ Perdamaian Dalam Negeri’’, Perdamaian Dunia’’, dan
‘’Tidak ada Kawan Bagi Turki kecuali Turki’’.
Sejak remaja, Erdogan bergabung pada Milli Salamet Partisi
yang dipimpin oleh Necmettin Erbakan, bapak Partai Konservatif dan menjadi
Perdana Menteri Turki pertama yang Islami. Erdogan bertemu dengan Erbakan pada
saat masih duduk di bangku kuliah. Dia mulai mengenal organisasi dan belajar
berpolitik bersama Partai Keselamatan Nasional. Erdogan selalu menghormati
Erbakan sebagai guru, sehingga setelah dia keluar dari penjara tanggal 24 Juli
1999 dan menyatakan keluar dari Partai Refah tahun 2001 membuat partai baru
yaitu Partai Keadilan dan Pembangunan(AKP).
Erdogan sangat dekat orang sekitarnya. Inilah salah stu rahasia
mengapa rakyat mencintainya. Ada beberapa hal yang membuat ia dicintai oleh
rakyatnya, diantaranya;
Ø Erdogan memiliki watak yang antusias dan lembut, dan supel dalam
bergaul merupakan unsur yang ada di dalam diri Erdogan.
Ø Erdogan sangat menghormati orang yang lebih tua dan orang tertentu.
Ia tidak ragu-ragu mencium tangan orang-orang mulia.
Ø Erdoan orang pertama yang memberikan kepercayaan kepada orang difabel
saat pemerintah mengabaikan mereka di berbagai bidang. Dan Erdogan adalah orang
pertama yang mencalonkan orang difabel dalam pemilihan umum parlemen sepanjang
sejarah Turki, dia adalah Lukman Ayo.
Ø Erdogan seorang yang pemberani yang menolak konspirasi proyek yang
terjadi di wali kota. Dia berani dalam mengeksekusi vila seorang pembesar
mantan presiden, Thurgut Ozal yang tidak sesuai dengan undang-undang.
Ø Erdogan menegakkan dasar-dasar hukum, keadilan dan persamaan. Ia
mengambil sikap dengan menghukum keponakannya sendiri yang terlibat perdagangan
narkoba di Istanbul pada bulan Februari 2010.
Karier Erdogan sebelum menjabat sebagai Perdana menteri adalah
sebagai wali kota Istanbul. Saat menjabat wali kota, Erdogan sukses dalam
menanamkan sosoknya sebagai penolong bagi orang-orang miskin dan orang-orang
yang membutuhkan bantuan. Persoalan terbesar yang pernah menimpa Istanbul mampu
terselesaikan oleh Erdogan, diantaranya persoalan air bersih yang dialirkan ke
rumah-rumah, dimana jutaan penduduk kota tidak memperoleh selama bertahun-tahun
lamanya. Sementara terkait dengan pelayanan sosial, Erdogan memberikan bantuan
bahan makanan pokok, uang dan pakaian kepada orang-orang miskin dan orang-orang
yang membutuhkan pada bulan Ramadhan dan hari-hari besar Islam. Erdogan juga
adalah orang pertama yang mendirikan tempat-tempat berbuka puasa untuk umum di
Kota Istanbul.
Para tokoh-tokoh kuat sekuler di Turki terperanjat melihat apa yang
telah diperoleh Erdogan. Simpati rakyat Istanbul yang begitu besar terhadap
Erdogan, membuat mereka khawatir. Akhirnya mereka mencari-cari kesalahan
Erdogan dengan tujuan untuk menjatuhkannya. Erdogan di tuduh melanggar
undang-undang, dimana di tuduh sebagai pembangkang dengan melakukan
pembangkitan diskriminasi etnis atau agama di Turki. Tuduhan itu karena
disebabkan oleh kutipan bait-bait puisi penyair Ziya Gokalp yang disampaikan
dengan penuh kegembiraan atas segala anugerah yang luar biasa. Bait syair itu
dibaca dengan suara lantang di sela-sela Konferensi Umum Partai Refah di Kota
Sard di tenggara Anatolia. Dalam bait tersebut mengatakan,
Masjid adalah barak kami
Kubah adalah penutup kepala kami
Menara adalah bayonet kami
Orang-orang beriman adalah tentara kami
Tentara yang menjaga agama kami
Akhirnya semua itu mengantarkan Erdogan ke pengadilan dan penjara. Semua
pimpinan politikus mendukung bahwa tidak ada jalan lain bagi Erdogan kecuali
penjara agar ia insyaf dari pendiriannya dan menerima ketentuan-ketentuan hukum
secara terhormat dan mulia. Erdogan dijatuhi hukuman penjara selama 10 bulan.
Keputusan ini berdasarkan pengadilan intelijen negara di Diyarbakir pada tahun
1998.
Pada hari penjatuhan vonis, massa mendatangi rumahnya untuk
mengucapkan perpisahan dan menunaikan salat Jumat bersama di Masjid Muhammad
Al-Fatih. Seusai salat, Erdogan menuju penjara dengan diiringi lima ratus mobil
pendukungnya. Lalu Erdogan menyampaikan pidatonya yang terkenal, pidato yang
dapat dijadikan teladan bagi kita semua. Ia mengatakan, ‘’Seorang mukmin
kebahagiaannya akan tampak di wajahnya, dan kesedihannya ada di dalam hatinya.’’
Erdogan pun menyampaikan, ”Selamat tinggal wahai para pendukungku.
Aku ucapkan selamat Hari Raya Idul Adha, kepada penduduk Istanbul, masyarakat
Turki dan seluruh dunia Islam. Aku tidak pernah merasa keberatan, dan aku tidak
akan dendam untuk menentang negaraku. Tiada perjuanganku kecuali demi
kebahagiaan untuk umatku. Aku akan menghabiskan waktu beberapa bulan ini untuk
mempelajari jalan-jalan yang dapat menghantarkan negeri ini pada era milenium
ketiga, insya Allah itu adalah masa-masa yang indah. Aku akan bekerja dengan
sungguh-sungguh di penjara. Sementara kalian yang berada di luar penjara,
berbuatlah sesuai dengan kemampuan kalian agar kalian bisa menjadi arsitektur
yang handal, dokter yang baik, dan ahli hukum yang profesional. Aku pergi untuk
menunaikan kewajibanku. Dan pergilah kalian juga untuk menunaikan kewajiban
kalian’’.
Empat bulan dipenjara menjadi kesempatan yang baik bagi Erdogan
untuk mengevaluasi diri, dan bersama dengan sahabat seperjuangannya, Abdullah
Gul, ia memikirkan cara baru untuk merealisasikan ide-ide reformasi mereka yang
bertentangan dengan pemikiran pemimpin sekaligus guru mereka, yaitu Necmettin
Erbakan. Perbedaan pendapat tampak jelas di antar kelompok orang-orang yang
ingin mempertahankan kepemimpinan Erbakan dan kelompok reformis yang dipimpin
oleh Erdogan dan Gul, dimana keduanya memiliki pemikiran bahwa Partai Refah
berada dalam kesalahan fatal selama masih berseteru dengan negara dan
menggunakan semboyan-semboyan keagamaan dalam masalah politik. Maka kudeta pun
terjadi secara diam-diam, dan pemerintahan Erbakan dijatuhkan serta adanya
larangan terhadap Partai Refah.
Beberapa bulan setelah keluar dari penjara, Mahkamah Konstitusi
pada tanggal 8 Mei 1999, membubarkan Partai Fadilah yang didirikan sebagai
pengganti Partai Refah. Akhirnya para dewan dari partai ini terbagi menjadi
dua, dan salah satunya adalah kelompok pemuda pembaharu, seperti Erdogan dan
Abdullah Gul, telah mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dibawah
pimpinan Erdogan pada 14 Agustus 2001.
Erdogan mengajukan diri sebagai calon anggota dewan pada pemilu
2002, namun Kejaksaan Agung menolaknya dengan alasan Erdogan harus
menyelesaikan masa tahanannya dan tidak boleh beraktivitas politik selama tiga
tahun.
Partai Keadilan dan Pembangunan di bawah pimpinan Recep Tayyeb
Erdogan telah mencapai kesuksesan gemilang dalam mengantarkan wakil-wakilnya di
parlemen Turki dalam pemilu yang di gelar pada 22 Juli 2007, dimana partai ini
memperoleh 61% kursi di parlemen. Suasana tegang saat pengumuman hasil pemilu,
dimana terdapat Parta Republik Rakyat yang sekuler konservatif. Pada pemilihan
presiden ini juga didasari pada semangat keadilan, setelah Abdullah Gul salah
seorang tokoh utama Partai Keadilan dan Pembangunan yang dipimpin Erdogan, juga
mantan menteri luar negeri pada era kepemimpinan Erdogan berhasil menduduki
kursi presiden. Dalam pemilihan umum ini dapat terlihat bahwa rakyat Turki
masih memiliki akar keislaman yang dalam.
Masalah jilbab yang dikenakan oleh istri mantan menteri luar negeri
Turki, Abdullah Gul pernah menjadi sebab utama kegagalan Gul dalam pencalonan
pertamanya sebagai calon presiden dari Partai Keadilan dan Pembangunan. Sikap
partai-partai oposisi, militer dan Mahkamah Tinggi Konstitusi yang menghalanginya
untuk mencapai istana negara, dan perasaan rakyat Turki yang menganggap sebuah
kezaliman besar sedang menimpa Gul, semua ini memiliki pengaruh yang besar dalam
kemenangan Partai Keadilan dan Pembangunan pada pemilu 2008.
Erdogan yang sebelumnya berada di pihak Necmettin Erbakan dalam dua
partainya, saat ini tidak mengajukan Islam, akan tetapi mencoba menampilkan
sosok muslim yang demokratis dan terbuka dalam bidang ekonomi dan politik,
serta sebagai sosok pelindung bagi
rakyat.
Menghadapi perubahan ini dalam tataran wacana, orang-orang sekuler
berada dalam kondisi tidak berdaya, sehingga tiada pilihan lain kecuali
mengatakan bahwa ada perencanaan islamisasi secara tersembunyi dan agenda
rahasia Partai AKP. Bahkan, sebagian di antara mereka menunjukkan kepura-puraan
dan kepalsuan mendukung gerakan islamisasi.
Setelah Erdogan sukses membangun partainya, ia pun sukses menjadi
Perdana Menteri. Masalah yang harus ia tangani salah satunya masalah Suku Kurdi
yang selama ini menjadi momok yang sulit dipecahkan oleh pemerintah Turki.
Inisiatif Erdogan untuk solusi suku
Kurdi ini adalah berpidato pada 23 Juli 2005 di daerah Bakr yang mayoritas
penduduknya Suku Kurdi. Dalam pidatonya, Erdogan mengakui bahwa Turki telah
melakukan kesalahan-kesalahan berkaitan dengan suku Kurdi. Sudah tiba saatnya
untuk meluruskannya dalam bingkai konsep baru tentang identitas nasionalisme
yang berujung pada hakikat yang menyatakan bahwa Turki merupakan bangsa yang
memiliki bermacam-macam tradisi dan agama. Lalu pada Juli 2009, Erdogan
menyatakan bahwa pemerintah yang dipimpinnya bekerja untuk mengambil
langkah-langkah penyelesaian masalah Kurdi.
Dari hari ke hari Turki mengalami perubahan dan melepaskan baju
Westernisasinya untuk kembali kepada prinsip-prinsipnya dan bangga dengan
identitas-identitas, peradaban dan posisi sejarahnya di antara negara Timur
Tengah, Asia Tengah, dan Eropa. Inilah wajah Turki baru di bawah pimpinan
manajemen politik Recep Tayyib Erdogan seorag pemuda pemberani sesuai dengan
namanya, ‘’Er’’ yang artinya orang yang kuat atau pemberani dan ‘’Dogan’’ yang
artinya anak kecil atau pemuda.
Erdogan mampu meruntuhkan patung Attaturk tanpa satu tembakan pun
atau melakukan penggulingan kekuasaan tanpa menyentuh lembaga militer sebagai
penjaga mazhab sekuler yang disucikan. Meski demikian, reaksi militer Turki
yang super power masih belum diketahui. Militer hanya memperingatkannya
dengan beberapa pesan. Yang paling berbahaya terjadi pada bulan April 2007
ketika AKP berusaha memilih Gul sebagai presiden republik. Lembaga militer
mengirim pesan dengan bahasa yang keras kepada Erdogan. Pesan itu mengatakan
bahwa Erdogan telah menyimpang jauh dari orientasi-orientasi sekulerisme
negara.
Melihat sejarah, kita dapat melihat betapa militer telah
menjatuhkan empat pemerintah yang terpilih secara demokrasi sejak berdirinya
negara Turki. Hubungan pemerintah Erdogan dengan militer mengalami ketegangan
dalam dua terakhir. Hubungan ini menjadi bahan perbincangan setelah
terungkapnya sebagian anggota pimpinan militer yang terlibat dalam organisasi
rahasia Ergenekon, suatu organisasi yang berada di balik penculikan dan kekacauan-kekacauan
di Turki. Terungkap data-data rencana militer yang tertulis tahun 2003 dimana
isinya adalah persiapan upaya penculikan dan demonstrasi-demonstrasi yang
bertujuan menjatuhkan pemerintahan Partai Keadilan.
Kudeta rakyat di Turki bukan karena proses dinamika politik dalam
negeri, melainkan konspirasi yang digerakkan oleh militer yang terbiasa
mengeluarkan berbagai instruksi dan rekomendasi, dimana militer yang melakukan
kudeta menempatkan republik ini dalam kondisi yang sesuai dengan keinginannya,
sehingga ia pun memperluaskannya seolah-olah negeri tersebut miliknya sendiri.
Kebiasaan buruk ini terus diberlakukan sejak terhapuskannya imperium Utsmani
dan terbentuknya Republik Turki hingga sekarang.
Ketika Partai AKP menduduki puncak kekuasaan, terbongkar berbagai
permainan dan konspirasi terselubung yang dimainkan pihak militer dalam menggulingkan
pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Dalam tataran praktisnya yang menjadi
tugas pihak keamanan adalah memberangus berbagai pengacau keamanan yang sengaja
dimunculkan di seluruh wilayah Turki. Tanggal 12 Juni 2007, pemerintah Turki
mengambil kebijakan dan langkah besar yang memberikan dimensi baru. Pihak
keamanan Turki menggerebek sebuah rumah sederhana. Sementara di beda tempat
pihak keamanan menemukan 27 granat yang di dalamnya terdapat tanda tangan
seorang mantan perwira tinggi yang sudah pensiun bernama Uqate Yildirim.
Jaringan Ergenekon ini didirikan pada bulan November 1999 yang
dibentuk dengan semangat dan tim yang bau setelah tim kerja dari Barat yang
pernah berkeliaran selama masa kudeta tanggal 28 Februari 1997 berhasil
dimusnahkan. Dari segi struktur organisasi, jaringan Ergenekon tidak sinkron
dengan beberapa organisasi dan jaringan yang ada pada saat terjadi kudeta
tanggal 28 Februari 1997 lalu.
Tindakan provokasi terbesar yang berhasil diciptakan oleh jaringan
Ergenekon adalah timbulnya berbagai gejolak sosial dan huru-hara di daerah
Syamadanli di sebelah tenggara Turki 9 November 2005. Jaringan ini berhasil
meledakkan sebuah kantor milik salah seorang pendukung Partai Pekerja Kurdistan
yang dilancarkan oleh tiga petugas mereka dimana mereka masih berdinas dalam
angkatan bersenjata Turki.
Pada tanggal 5 Februari 2006, seorang pendeta bernama Andrea
Santoro di wilayah Trabzon dibunuh dengan sadis. Pada tanggal 5,10,dan 11 Mei
2006 kantor surat kabar Cumhuriyet Turki yang berbasis sekuler diserang
dengan bom molotov sebanyak tiga kali. Peristiwa ini menjadi tuduhan kepada
pihak Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Namun penyerangan terhadap surat
kabar tersebut terbongkar ketika mereka melakukan serangan berdarah terhadap
Pengadilan Tinggi tanggal 17 Mei 2006 yang menewaskan hakim pengadilan Musthafa
Yujal Ozbiljin. Akan tetapi pengadilan di Ankara menyatakan bahwa serangan
tersebut dilakukan oleh aktifis pendukung kelompok Islam.
Masa jeda antara tahun 2003-2004 Turki mengalami beberapa skenario
kudeta berbeda-beda seperti gerakan bernama Asy-Syaqra’ yang berarti ‘’ Warna
Pirang’’ dan Dhau’Al-Qamar, yang berarti
‘’Cahaya Rembulan’’. Selama masa ini, Amerika Serikat tidak senang dengan
pemerintah Partai Keadilan dan Pembangunan karena peristiwa 1 Maret, yang
mendorong jaringan Ergenekon untuk mempersiapkan beberapa skenario kudeta.
Dalam penangkapan beberapa orang yang diidentifikasi sebagai anggota
Ergenekon, meliputi beberapa jenderal dalam Angkatan Bersenjata dan kepolisian.
Di samping itu, pihak keamanan pun menggeledah jaringan televisi Afrasia, yaitu
sebuah jaringan televisi swasta yang dimiliki oleh oposisi. Jumlah orang yang
ditangkap berjumlah 100 orang dalam kerangka investigasi terhadap jaringan
nasional Ergenekon yang merupakan Kemalist Ultra Nasionalist (Pendukung setia
Musthafa Kemal). Jaringan ini melontarkan tuduhan terhadap kelompok Islam
terutama kepada Partai AKP. Jaringan ini telah mengagendakan berbagai operasi
kejahatan dengan meneriakkan kalimat Allahu Akbar, sebagai alibi untuk
melontarkan tuduhan kepada kelompok Islam.
Tujuan utama jaringan tersebut adalah menempatkan nasionalisme
Turki di atas segala dan tiada tempat di dalamnya bagi suku atau bangsa lain.
Di samping melanggengkan ideologi Attaturk. Diantara beberapa kasus yang
terjadi diantaranya adalah beberapa media massa dan informatika menuduh Erdogan
telah berupaya menerapkan syariat Islam di Turki. Ini merupakan tujuan yang
dikriminalkan oleh kelompok penganut Kemalisme sehingga melegalkan mereka melancarkan
beberapa demonstrasi dengan alasan mempertahankan sekulerisme. Kemudian
membunuh salah seorang pengacara bernama Musthafa Yugal Ozbeljin. Sang pembunuh
memberikan keterangan bahwa ia melakukan pembunuhan tersebut karena sang hakim
termasuk tokoh yang menentang penggunaan jilbab di perguruan tinggi. Ini
mengidentifikasi untuk menyudutkan kalangan Islam seolah-olah ini dilakukan
oleh kalangan Islam sendiri.
Dan yang jauh mengancam dan berbahaya beberapa anggota jaringan
tersebut merupakan anggota organisasi Hizbullah Turki yang dituduh melakukan
berbagai pembunuhan selama tahu 90-an lalu. Yang berarti bahwa pembentukan
jaringan rahasia bersenjata yang tindakan-tindakannya dinisbatkan kepada
gerakan Islam merupakan piranti yang dimanfaatkan kelompok ekstremis sekuler
untuk menghancurkan gerakan Islam.
Gerakan Fetullah Gulen dan Pengaruhnya Terhadap Erdogan
Fetullah Gulen merupakan juru dakwah Turki dan sekaligus guru
sejati Erdogan dan juga guru spiritual bagi Partai AKP. Muhammad Fetullah Gulen
adalah pendiri dan pemimpin gerakan keagamaan Gulen. Ia membangun gerakan
keagamaan berbasis politik dan sosial modern yang mampu berlomba dengan
modernitas dengan beragama, nasionalisme, dan liberal dalam satu wadah. Gulen
mendapatkan sambutan luar biasa dari Barat karena ia dianggap model yang
selayaknya menjadi percontohan bagi yang lain karena pesan pemikirannya lebih
terbuka terhadap dunia. Erbakan menganggap Amerika Serikat sebagai musuh bagi dunia
Islam karena menjadi pendukung Zionis, maka Gulen menganggap bahwa Amerika
Serikat dan Barat secara umum merupakan kekuatan internasional yang harus
diajak bekerja sama.
Gerakan Muhammad Fetullah Gulen ini memiliki ratusan sekolah agama,
300 unit di Turki, dan 200 lainnya di beberapa dunia. Gerakan ini juga memiliki
beberapa surat kabar, majalah, stasiun televisi khusus, perusahaan, bisnis, dan
lembaga-lembaga sosial lainnya. Ia pun yang mendirikan bank Asia Finance yaitu
bank yang tidak bertujuan meraup keuntungan dan peminjam tidak perlu membayar
bunga. Di Turki, Muhammad Fetullah Gulen dijatuhi hukuman beberapa kali dengan
tuduhan menyusupkan agenda tersembunyi untuk mengislamkan masyarakat Turki,
akan tetapi ia sering dibebaskan atas tuduhan itu.
Gulen meninggalkan Turki tahun 1999 secara langsung setelah
penggulingan mantan Perdana Menteri Necmettin Erbakan tahun 1998 karena takut
menjadi sasaran pihak militer. Faktor lain yang membuat ia meninggalkan Turki
dan menetap di Amerika adalah sebuah video kasetnya yang terpublikasikan,
dimana ia berbicara dihadapan para pendukungnya untuk melakukan perubahan
secara bertahap terhadap karakter sistem pemerintahan Turki. Selama masa itu, tampak
bahwa lembaga sekuler di Turki mulai merasa cemas dan semakin menjadi-jadi atas
kehadiran Fetullah Gulen dengan lembaga-lembaga pendidikannya. Karena itu,
lembaga pendidikan tinggi di Turki mengeluarkan keputusan yang intinya tidak
mengakui ijazah-ijazah perguruan tinggi yang diberikan sekolah-sekolah sekolah
yang dibangun oleh Gulen. Akan tetapi keputusan ini hanya berlaku sementara.
Senjata Erdogan Dalam Melawan Hegemoni Militer
Nampak jelas bahwa pukulan telak yang diterima militer Turki sejak
Partai AKP menduduki puncak kekuasaan tahun 2002 dan berhasil membatasi
pengaruh militer dalam panggung politik
nasional Turki hingga memaksa mereka menerima bendera perdamaian dari
pemerintah dan bersikap ramah setelah mengalami beberapa pukulan telak,
bukanlah suatu kebetulan belaka. Hal yang dilakukan Erdogan dalam melawan
hegemoni militer diantaranya, pertama, Erdogan dengan jaringannya
berhasil menciptakan hubungan baru dengan Barat secara umum, yang mendorong
mereka menerima kehadirannya sebagai pengganti yang demokratis dari lembaga
militer. Barat tentunya menarik dukungannya terhadap pihak militer dan
menghentikan provokasinya untuk mempermainkan kartu kudeta. Kedua,
menjalin kesepakatan dengan kepala lembaga militer untuk mengurangi campur
tangan mereka dalam panggung politik di negara tersebut, sebagai respon
terhadap kelompok Eropa sehingga berkenan mempelajari permintaan Turki untuk bergabung dengannya. Ketiga,
terjadi perkembangan penting dengan berhasil diyakinkannya lembaga militer.
Komandan militer Turki Mehmet Ilker Basbug menegaskan pernyataan yang
disampaikannya meskipun militer adalah penjaga sistem sekuler Kemal Attaturk,
hal ini bukan karena kebenciannya terhadap Islam, melainkan penggunaan agama
sebagai kendaraan politik. Keempat, partai AKP berhasil memanfaatkan
piranti yang dilindungi konstitusi dan peraturan pemerintah terutama lembaga pengadilan
dengan keterampilan manajemen dan kompetensi luar biasa tanpa melanggar
konstitusi bagi hak konstitusional anggota jaringan Ergenekon. Erdogan berhasil
mematahkan rencana kudeta militer, membatasi mereka yang berinteraksi dengannya
melalui legalitas konstitusi tanpa menimbulkan goncangan dan gejolak. Dan saat
ini, pemerintah yang dikembangkan Turki adalah sekuler demokratis modern, yang
dikendalikan oleh partai berkeyakinan Islam, yang mampu memisahkan antara agama
dengan politik tanpa harus membela dan mempertahankan yang satu dengan
mengalahkan yang lain.
ConversionConversion EmoticonEmoticon